Rabu, 17 November 2010

Selamatkan Macan Tutul Merapi (bagian 1)

Selamatkan Macan Tutul Merapi (bagian 1)

Habitat satwa liar di Gunung Merapi sudah rusak. Semua satwa sudah melarikan diri sebelum ‘rumah’ mereka rusak akibat letusan gunung ini. Para satwa memiliki insting yang tajam untuk menyelamatkan diri dari bahaya.

Kera ekor panjang, lutung jawa, rusa, merak, sampai yang terakhir adalah macan tutul turun gunung mendekati pemukiman warga. Warga sekitar Gunung Merapi Percaya bahwa jika macan tutul telah turun gunung maka letusan gunung pamungkas akan segera terjadi. Ini tepat! Setelah ada isu macan tutul turun gunung, letusan besar gunung Merapi terjadi pertama kali.

Sebagian satwa berkeliaran di ladang-ladang penduduk, dan sembunyi di pekarangan belakang pemukiman penduduk yang masih rimbun. Masih ada yang berkeliaran di Tlogo Putri Kaliurang yaitu kera ekor panjang misalnya, dan jaringan Relawan Satwa memberi pakan pada kera ekor panjang tersebut.

Tapi yang paling meresahkan Relawan Satwa adalah pemberitaan di media massa tentang rencana penangkapan macan tutul dari Gunung Merapi. Penangkapan akan dilakukan oleh Kebun Binatang Gembira Loka. Alasan penangkapan adalah kehadiran macan tutul meresahkan masyarakat.

Relawan Satwa memilih untuk melakukan RELOKASI, bukan penangkapan dan kemudian ditaruh di kebun binatang. Relokasi dilakukan dari habitat Gunung Merapi ke Gunung Merbabu.

Berdasarkan konsultasi Relawan Satwa, Taman Nasional Gunung Merbabu siap dan mampu menampung macan tutul sehingga macan tutul bisa hidup layak di tempat baru ini.

Selain itu, migrasi besar-besaran satwa dari lereng Gunung Merapi bagian utara ke Gunung Merbabu telah terjadi. Informasi ini kami dapat dari kesaksian penduduk yang melihat kera-kera menyebrang jalan di daerah Selo menuju Gunung Merbabu. Penduduk lainnya juga menyebut pernah melihat macan tutul dari lereng utara Gunung Merapi pindah ke Gunung Merbabu. Macan tutul ini terluka bakar di kaki bagian belakangnya.

Relawan Satwa dan jaringannya menawarkan relokasi untuk macan tutul, bukan pengandangan di kebun binatang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar